Senin, 16 Juni 2008

Pindah rumah ah...

Saya pindah rumah ya...boleh mampir di thez82alfajr.wordpress.com

r U rEadY 4 a new Challenge?

Seseorang jika sudah merasa nyaman dengan kondisi yang dijalaninya sekarang, maka ia akan cenderung tidak ingin mencari tantangan baru. Itulah yang teman saya katakan tadi pagi, ketika ia akhirnya memutuskan untuk resign dari kantor kami dan pindah ke tempat kerjanya yang baru mulai awal bulan depan. Sebenarnya ia hampir saja memutuskan membatalkan rencananya itu, dengan alasan ia sudah merasa nyaman dengan pekerjaannya sekarang. Mungkin itu jugalah yang ada di pikiran saya ketika 3 minggu yang lalu saya menolak sebuah pekerjaan yang mungkin merupakan kesempatan besar untuk saya. Saat itu saya juga sedikit tidak mengerti kenapa saya bisa begitu mudahnya menolak tawaran itu. Tetapi setelah mendengar ucapan teman saya tadi, saya jadi berfikir mungkin saya memang sudah merasa nyaman dengan pekerjaan saya sekarang (walo ga nyaman-nyaman banget sih…), sehingga saya cenderung malas untuk menjalani tantangan baru di pekerjaan yang baru itu. Wah, kalau begitu itu suatu kemunduran dong untuk saya.

Sebenarnya mungkin saya bukannya malas untuk menjalani tantangan baru itu, akan tetapi mungkin belum siap untuk menghadapi tantangan yang baru lagi (siapnya kapan…?). Untuk tantangan di pekerjaan yang sekarang saya jalani ini saja, saya masih belum bisa menaklukan tantangannya. Istilahnya kalau bermain bola, masih menggocek-gocek bola untuk menyerang kemudian menciptakan gol (hehe..ga nyambung ya…gara2 demam euro sih, jadi pikirannya juga bola mulu ).

Tapi saya sedikit terhibur, masih banyak yang mendukung keputusan saya waktu itu, walau ada juga yang menyesalkan, termasuk hati kecil saya sendiri sedikit merasa menyesal juga sampai sekarang. Jika saja saat itu saya menerima pekerjaan itu, hari ini saya seharusnya sudah berada di kantor yang baru, dengan rekan-rekan yang baru pula. Sebenarnya tulisan ini pun saya buat karena rasa menyesal itu tadi.

Ah, sudahlah. Menyesal pun tidak berguna. Berandai-andai pun dilarang oleh agama. Mungkin memang inilah jalan yang harus saya tempuh dulu sampai nanti akhirnya saya siap dengan tantangan yang baru lagi, dengan pekerjaan yang baru lagi, dengan gaji yang lebih besar tentunya…hehehe

Kamis, 05 Juni 2008

Sedang koripsikah kita...?

Mungkin selama ini kita benci sekali dengan yang namanya korupsi. Akan tetapi tanpa disadari sebenarnya kita juga sering sekali melakukan korupsi. Mungkin bukan korupsi uang seperti beberapa contoh kasus korupsi yang sedang diusut di pengadilan. Tetapi korupsi yang seringkali kita lakukan ialah korupsi waktu.

Pernahkah kita hitung berapa kali ketika adzan shalat berkumandang lima kali setiap harinya kita segera mengambil air wudhu kemudian melakukan shalat? Seringkali kita mengulur-ulur waktu untuk segera mengerjakan shalat dengan berbagai macam alasan. Entah itu karena sedang sibuk, di perjalanan, dan lain sebagainya. Nah untuk yang satu ini saya sendiri pun masih sering melakukannya.

Kemudian ketika bekerja, jangan-jangan kita malah lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan di luar pekerjaan yang seharusnya kita lakukan. Entah itu bercanda dengan rekan sekantor, browsing internet, membaca Koran dll. Waktu yang seharusnya kita gunakan untuk bekerja, malah kita gunakan untuk hal lain di luar pekerjaan. Apakah itu tidak termasuk kategori korupsi waktu? Seperti sekarang ini, seharusnya saya membetulkan bug program eh malah posting tulisan ke blog saya. (Loh jadi ini cerita mengenai diri sendiri toh…?)

Ayo kerja…kerja….jangan nulis terus….program masih pada error tuh…

Akhirnya dapat juga buku itu

Alhamdulillah akhirnya dapat juga buku yang selama ini saya cari – cari. Udah lama ini saya nyari buku Sehari di Kediaman Rasulullaahi Shalallaahu alaihi wasalam karya Abdul Malik bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Qasim. Dan Alhamdulillahnya lagi buku itu saya dapat gratis lewat internet alias berupa e-book yang saya download dari salah satu situs islam.

Awal ketertarikan saya pada buku ini, waktu itu saya lagi di PT Sucofindo yang kebetulan klien dari kantor, dan hari itu kebetulan hari Jum’at. Pas waktunya salat Jum’at, seperti biasa di depan mesjid selalu disediakan bacaan/artikel keislaman. Waktu itu yang dibahas di artikel tersebut mengenai Canda Rasulullaahi Shalallaahu alaihi wasalam. Di situ diceritakan bagaimana Rasulullaahi Shalallaahu alaihi wasalam biasa bercanda dengan kerabat dan para sahabat beliau. Setelah membaca artikel tersebut saya jadi tertarik untuk mencari bukunya. Karena dari judulnya, menurut saya pasti isinya sebagian besar merupakan cerita mengenai Rasulullaahi Shalallaahu alaihi wasalam dalam kehidupan sehari – hari di luar tugas dakwah yang beliau lakukan. Dan ternyata dugaan saya tidak meleset. Misalkan saja selain Canda Rasulullaahi Shalallaahu alaihi wasalam seperti yang saya sebutkan di atas, pada salah satu bab ada yang membahas mengenai Akhlak dan Budi Pekerti Rasulullaahi Shalallaahu alaihi wasalam. Kemudian juga diceritakan pada bab lain mengenai Keharmonisan Rumah Tangga Rasulullaahi Shalallaahu alaihi wasalam. Nah yang ini perlu buat saya buat persiapan kalo saya udah menyandang predikat suami nanti (eh sebulan lagi ya…?^_^).

Rasulullaahi Shalallaahu alaihi wasalam merupakan kekasih ALLAH SUBHANNAHU WA TA’ALA yang akhlak dan budi pekertinya patut menjadi teladan buat kita semua. Dalam salah satu Hadits, Aisyah ra pernah ditanya, seperti apakah akhlak Rasulullaahi Shalallaahu alaihi wasalam? Dan beliau menjawab, akhlak Rasulullaahi Shalallaahu alaihi wasalam ialah Al Qur’an, karena semua perintah yang dianjurkan ALLAH SUBHANNAHU WA TA’ALA dalam Al Qur’an dilaksanakan oleh beliau. Tidak ada satu pun yang tertinggal. Cukuplah pujian ALLAH SUBHANNAHU WA TA’ALA atas beliau sebagai buktinya, ALLAH SUBHANNAHU WA TA’ALA berfirman :

“Dan sesungguhnya engkau benar-benar budi pekerti yang agung” (Al-Qalam: 4).

Menurut saya kisah- kisah yang ada di buku ini cukup bagus untuk dijadikan teladan bagaimana kita menjalankan kehidupan kita sehari-hari.

Buat yang mau download e-booknya, link aja langsung disini. Selamat membaca dan meneladani kehidupan Rasulullaahi Shalallaahu alaihi wasalam.

Senin, 02 Juni 2008

Sekeping Hati Yang Rapuh

Meski ku rapuh dalam langkah

Kadang tak setia kepada-MU

Namun cinta dalam jiwa hanyalah pada-MU

Maafkanlah bila hati tak sempurna mencintai-MU

Dalam dada kuharap hanya diri-MU yang bertahta

(Opick - Rapuh)

Ga tau kenapa setiap gw denger lagu itu seolah gw diingetin betapa lemahnya iman di hati gw. Seiring berjalannya waktu keimanan itu naik turun terus (mungkin lebih sering turun kali ya…). Godaan, cobaan dan ujian emang cukup bikin iman ini kadang ga stabil.

Tapi jalan kebenaran tak akan selamanya sunyi

Ada ujian yang datang menghadang

Ada perangkap menunggu mangsa

(Saujana – Sekeping Hati)

Ya Allah ampunilah diri yang lemah ini dan bimbinglah untuk menuju ke jalan-MU dan agar dapat istiqomah di jalan-MU…Amin